Program Jangka Panjang
PARTAI HANURA MEMIMPIN INDONESIA 2014
“INDONESIA 500 JUTA MANUSIA MENUJU SATU GANTI SATU
ORANG”
Kemakmuran Permanen Manusia
Indonesia Seutuhnya Sepanjang Masa, Mendobrak Kebuntuhan Sistim Ekonomi Global.
Pendahuluan;
Sejatinya
rakyat tidak perlu berpikir nasi dan ikan yang akan dimakan besok, Negaralah yang memikirkan itu, terlepas harus membeli atau sebagai upah kerja –
Seharusnya
rakyat tidak perlu berpikir kerja apa besok, Negaralah yang memikirkan
itu, sejak sebelum selesai sekolah, tentunya sesuai talenta dan kecakapan –
Sepatutnya
rakyat tidak perlu berpikir dimana dan kemana akan sekolah, Negaralah
yang memikirkan itu, sejak setelah dilahirkan, tentunya sesuai cita-cita dan
bakat yang dianugrahkan.
Itulah tujuan
hidup bernegara secara universal. Negara Proklamasi 17 Agustus 1945 Republik
Indonesia, Geografis dan Kekayaan Alam mendukung, terlebih Konstitusi Negara
Undang-Undang Dasar 1945 (sebelum Amandemen) mengamanatkan untuk diwujutkan.
“Negara melindungi segenap bangsa Indonesia seluruhnya..”.. lebih spesifik
lagi.. “Negara menjamin kehidupan yang layak bagi rakyat Indonesia
seluruhnya..”.. “Negara menjamin pendidikan yang layak… “.. “Negara menjamin
pekerjaan yang layak untuk penghidupan…”… “anak terlantar dan yatim piatu
ditanggung oleh Negara..”.. “orang tua jompo diurus oleh Negara…”.. untuk
melaksanakan kewajiban konstitusional tersebut tersedia ruang konstitusional
pulah… “bumi, air dan kekayaan yang terkandung didalamnya dikuasai oleh Negara
dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya kepentingan rakyat..”… Pelaksanaan
amanat Negara itu adalah presiden berikut pemerintahanya dan partai-partai yang
mendominasi parlemen… sampai detik ini belum ada satu presiden dan pemerintahan
berikut parlemennya yang sudah benar-benar melaksanakan paham bernegara secara
universal yang diamanat oleh konstitusi.. Para pemimpin masih berkucak pada
kepentingan diri sendiri dan kelompoknya, rakyat diterlantarkan. Keputusasaan
sampai pada titik nadir merasa telah DIJAJAH OLEH BANGSANYA SENDIRI.. Karena
pemerintahan sudah silih berganti kita kuatir ini terjadi karena Presiden dan
Pemerintahan berikut Parlemen tidak punya cara bahkan tidak tahu bagaimana
melaksana Amanat Konstitusi tersebut.
PARTAI HANURA TAHU PUNYA
CARA DAN MAMPU melaksanakan amanat konstitusional tersebut. Terencana terukur
tahap demi tahap untuk “INDONESIA 500
JUTA MANUSIA MENUJU SATU GANTI SATU ORANG”, untuk Kemakmuran Permanen Manusia Indonesia
Seutuhnya Sepanjang Masa
Cepat atau lambat,
suka atau tidak suka, pertambahan penduduk adalah sebuah keniscayaan, dikendali
atau tidak tetap saja terus-menerus menjadi persoalan, utamanya di Republik
Indonesia tercinta ini. Program Kependudukan tidak terkoneksi bahkan nyaris tak
terdengar, terhadap pembangunan nasional, namun demikian ini haruslah sangat
serius, untuk tidak menjadi Negara gagal dikemudian hari.
Manusia dan
Kependudukan melalui “INDONESIA 500 JUTA
MANUSIA MENUJU SATU GANTI SATU ORANG” tidak cuma menjadi program prioritas,
bagi PARTAI HANURA MEMIMPIN INDONESIA 2014, menjadi
TITIK PACU DARI DERAP PEMBANGUNAN di semua lini.
Saat ini dan
kedepan dunia menghadapi persoalan pada beberapa hal yang menjadi langkah dan
sangat berharga, basic ekonomi masa depan sebagai berikut:
1.
Ruang/Tanah
2.
Air Tawar/Air Bersih
3.
Energi
4.
Pangan/Hasil Pertanian
5.
Ikan/Hasil Laut
Beberapa dekade
yang lalu kita sangatlah Berjaya akan lima hal tersebut, namun saat ini Negara
Proklamasi 17 Agustus 1945 Republik Indonesia ini, berada diambang atau mungkin
hanya belum disadari telah berada pada situasi bermasalah pada kelima hal
tersebut. Ketika hal-hal itu masih melimpah-rua kita tidak secara serius
mengatur pemanfatannya, energy semisal dari melimpah sekarang kita sudah
menjadi pengimpor BBM (bahan bakar minyak). Mulai saat ini tidak saja
pertikaian antar Negara tapi juga menjadi sumber petikaian antar daerah dalam
satu Negara, bahkan antar kampung dan antar keluarga bermula dari kelima atau
salah satu dari kelima hal tersebut, Tanah/ruang serta Laut oleh nelayan. Di
Pulau Jawa 2 bulan atau 3 bulan saja terjadi kemarau maka akan terjadi krisis
air bersih, rakyat sampai menggunakan air comberan.
Bahkan untuk
pangan badan dunia PBB (Persirakatan Bangsa-Bangsa) sudah mengisaratkan siaga
satu dengan banyak terjadinya kelaparan di banyak Negara terutama pada belahan
bumi Afrika.
Kalau Abad XIX –
Abad XX Militer berikut persenjataan
adalah untuk tujuan perlombaan kedikdayaan Negara-negara adidaya dan perebutan
wilayah kekuasaan untuk memperbesar pengaruh politik semata, masuk Abad XXI ini
Militer, Senjata, Politik dan Kekuasaan digunakan untuk sebesar-besarnya
memperoleh akses terbesar pada lima hal tersebut.
Militer menyedot
dana terbesar dari anggara belanja semua Negara, sebesar apapun anggaran kita
kucurkan untuk membangun TNI (Tentara Nasiona Indonesia), sampai saat ini kita
belum perna berbangga dengan TNI kita, baik pada lingkungan regional apalagi
global, setiap rakyat bangsa ini, terlepas apakah dia perna menjadi korban
akibat peran dwi fungsi TNI masa silam, tetap saja merindukan TNI yang bisa membanggakan
walau sebatas regional apalagi kalau sampai ditakuti dunia. Kalau dengan
cara-cara konvensional kita membagun TNI, seluruh APBN (anggaran pendapatan dan
belanja Negara) pun kita habiskan untuk membangunnya belum akan mampu mencapai
apa yang diinginkan, apalagi dengan jumlah personil TNI yang hanya berkisar 1
juta orang personil. Saat ini menghadapi Negara kecil seperti Malaysia saja
kita bagaikan macang opong. Kalau misalkan kita datang pada gelar upacara 5
Oktober hari TNI, biasanya para PATI TNI dan Purnawirawan datang dengan pakaian
kebesarannya, lihat lencana dan penghargaan Negara yang tergantung di pundak
atau dadanya, terutama penghargaan atas tugas paska penyerahan kedaulatan tahun
1948, rata-rata tanda jasa diberikan untuk operasi penumpasan terhadap anak
bangsa, Operasi Merdeka, terhadap PRRI/Permesta dan banyak operasi lainnya.
Dibandingkan
dengan rakyat pada umumnya, anggota TNI lebih terjamin kehidupannya, dijamin
oleh Negara untuk tidak akan kekurangan gisi. Anggota tentara adalah manusia
biasa yang disempurnakan. Paskah penyerahan kedaulatan tahun 1948 boleh dikata
tidak ada perang frontal dengan musuh sebenarnya, konfrontasi dengan Malaysa
hanya sebatas gelar pasukan. Energi yang sedemikian besar pada setiap personal
angota TNI hanya untuk latihan-latihan, maka sudah menjadi rahasia umum oknum
anggota TNI menjadi centeng dan body guard, bahkan ada yang terlibat krimanal
berupa perampokan. Secara berkelompok karap kali kita melihat terjadi benturan
antar kesatuan. Sangking energy yang tidak tersalurkan dalam satu asrama banyak
terjadi perselingkuhan.
Menjadi dilematis
kalau peran TNI hanya untuk peran-peran konvensional seperti yang ada sekarang
ini, bahkan sisa peran dwi fungsi, Koramil dan Babinsa yang sekarang beralih
menjadi fungsi tetorial adalah berlebihan untuk peran konvensional terasebut. Ditengah
kita terus-menerus di lecehkan oleh dua Negara kecil Malaysia, bahkan Singapura
Negara pulau sangat kecil, bahkan pula menjadi bulan-bulanan oleh gertakan
Australia, dalam diplomasi regional dan internasional karena peralatan
persenjataan kita yang boleh dikata sudah jauh dari kelayakan. Boleh dikata
dalam diplomasi kita diperhitung bukan karena kekuatan TNI-nya, dalam diplomasi
kita diperhitungkan potensi pasar untuk sasaran eksport mereka. Untuk bermimpi
menjadikan TNI yang kuat berbenturan dengan keterbatasan APBN, kue-kue anggaran
masih harus berbagi dengan keterlantaran dibanyak sector.
Ditengah
kegamangan tanpa solusi PARTAI HANURA AKAN MEMBANGUN TNI YANG KOKOH sembari
secara simultan mewujutkan kesejateran rakyat seluruhnya sebagai amanat
konstitusi UUD’45 dengan “INDONESIA 500 JUTA MANUSIA MENUJU SATU GANTI SATU
ORANG”.
Kalau Bung Karno
menuntaskan revolusi kemerdekaan Indonesia terkenal dengan banyak slogan
menyemangat, Pak Harto membangun melalui pentahapan Repelita dan pembangunan
jangka panjang 25 tahun.
Pemerintah saat
ini, yang dibangun adalah angka-angka ekonomi, acap kita terjebak pada
pembangunan semu, masih mending pertumbuhan ekonomi hanya pada oleh segelintir
orang yang membuat jurang yang semakin dalam dengan sebagian besar rakyat
bangsa ini yang hidup miskin. Sangat parahnya angka-angka pertumbuhan ekonomi
hanya berupa investasi pada pasar modal dan bursa berjangka, juga hanya pada
jual beli instrument keuangan seperti SUN (Surat Utang Negara), SBI (Sertifikat
Bank Indonesia) dan lain-lain. Tidak jarang angka-angka dibuat manipulative
dalam rangka memperbesar hutang Negara. Saat ini hutang Negara menjadi sangat
fantastis, hutang Negara setiap tahunnya melampaui rekor pinjaman baik dalam
negeri (sebenarnya juga adalah uang asing masuk dalam negeri dan dibelikan
instrument keuangan semisal SUN) maupun luar negeri sepanjang sejarah hutang
Negara.
Yang lebih
konyolnya Negara ini berhutang dipakai untuk membayar cicilan hutang dan bunga
pinjaman, namun dipoles sedemikian rupah sehingga yang Nampak adalah cicilan
hutan dan bunga pinjaman dibayarkan dengan pajak dan hasil bumi sementara
hutang digunakan untuk anggaran pembangunan dan biaya rutin.
Lebih para
menyesatkan lagi pembayaran cicilan utang berikut bunga pinjaman ditambah
komisi mendapatkan pinjaman, komisi membayar cicilan hutang, komisi membayar
cicilan hutang, pemborosan anggaran baik rutin maupun pembangunan, biaya
berfoya-foya pejabat menggunakan biaya Negara, korupsi serta ditambah dengan
sisa anggaran yang tidak terserap setiap tahun anggarannya lebih besar dari biaya rutin dan biaya pembangunan. PARTAI HANURA
menganjurkan MORATORIUM HUTANG (pada Pemilu 2009 Partai Gerindra mewacanakan
hal itu tapi tidak memiliki argument yang jelas) bukan merupakan keniscayaan
dengan rincian tersebut diatas.
Kalau kita bisa
mengajukan angka-angka yang jelas mengenai korupsi berikut pembarosan anggaran
yang berasal dari hutang luar negeri tersebut kepada badan dunia PBB termasuk
badan-badan teraveliasi, maka kita tidak saja mendapat restu untuk melakukan
moratorium, bahkan kita bisa mengajukan penghapusan hutang.
“INDONESIA 500
JUTA MANUSIA MENUJU SATU GANTI SATU ORANG” dengan ini bagi PARTAI HANURA
menjadi tidak penting PENGHAPUSAN HUTANG namun MORATORIUM HUTANG harus tetap
dilakukan.
Dengan ini pula PARTAI
HANURA MEMIMPIN INDONESIA 2014 membangun untuk manusianya “Memanusiakan Rakyat
Indonesia Yang Terperlakukan Tidak Manusiawi oleh Negara” sampai detik sekarang
ini. Falsafa luhur Pahlawan Nasional DR. GSSJ Sam Ratulangi dalam Bahasa
Minahasa “Si Tou Timou Tu Mou Tou” yang artinya “Manusia Hidup untuk
Memanusiakan Orang lain”. Jadi tidak membangun untuk kurun waktu ala ORDE BARU
era Pak Harto, sehingga saat ini ditengah kegamangan orang rindu akan saat-saat
kurun waktu itu, akan swasembada beras, berbagai Inpres, BBM yang murah dll
yang hanya untuk kurun waktu itu, sehingga pada pemilu 2004 partai-partai yang
ada kaitan dengan keluarga cendana mendapat stigma SARS, bukan wabah flu burung
tapi Sindrom Akut Rindu Suharto, dan kalau Partai HANURA muncul disaat itu akan
termasuk sala-satunya, kita lupa bahwa kondisi itu hanya bisa untuk saat itu,
produksi minyak mentah saat mencapai 1,5 juta barel per hari, sementara kebutuhan
BBM dalam negeri masih dibawah ekivalen minyak mentah 500 ribu barel perhari,
persaingan blok timur dan barat dalam sosial politik dan militer masih sangat
kental sehingga masih mungkin untuk otoriterianis, troma kemelut penghujung
Orde Lama dimana siapa saja yang membangkan dapat di tangkap dengan stigma
bahaya laten ekstrim kiri dan ekstrim kanan dll.
PARTAI HANURA
MEMIMPIN INDONESIA 2014 tidak membangun untuk angka-angka ekonomi yang bisa
dimanipulasi seperti sekarang ini.
PARTAI HANURA
MEMIMPIN INDONESIA 2014 tidak membangun dengan Hutang. PARTAI HANURA membangun
dengan menjaga anugerah kekayaan alami, membangun dengan potensi dasyat Manusia
Indonesia.
Hanya dalam 3
tahun PARTAI HANURA MEMIMPIN INDONESIA 2014 kami optimis pembayaran cicilan
hutang berikut bunga pinjamannya menjadi tidak penting dibicarakan.
Ketika PARTAI
HANURA MEMIMPIN INDONESIA 2014 pada poin Negara menyediakan beras untuk 500
juta Manusia Indonesia, optimis pada tahun ke 3, sudah sanggup membuat
ketersediaan beras untuk lebih dari kebutuhan 300 juta Manusia, maka selisi
stok beras antara jumlah penduduk berkisar 250 juta, menjadi sala-satu solusi
contoh membayar hutang negara, berikut tangkapan ikan lestari tambah ikan
budidaya, produksi bio fuel, ethanol dari hutan dan lahan kritis yang saat ini
berkisar 45 juta hektar, dan lain-lain potensi alami, kami adalah pencetus
pertama bio fuel ethanol dari pohon aren, yang kedepannya akan menjadi sumber
paling ekonomis tidak saja sangat ramah lingkungan bahkan menjadi satu-satu sumber
energy yang sekaligus dapat memfosilkan kembali gas rumah kaca CO2 yang
terpapar diudara sebagai polusi dari bahan bakar fosil minyak bumi, pohon seho
sebagai sumber energy juga sempat diwacanakan oleh Partai Gerinra pada pemilu
2009, sumbernya tidak langsung dari kami sebagai pencetus awal, tetapi dari Alm.
Om Vence (HN Sumual) yang sama-sama mendirikan LSPM-Minaesa, lembaga dimana
ethanol diajukan ke UNDP tahun 2002, dimana beliau sebagai Ketua Dewan Pembina
dan kami sebagai Ketua Umum Badan Pengurus, sebagai sala-satu cara sosialisasi
kepada masyarakat.
Tulisan ini adalah
pendahuluan dari sebuah main design untuk PARTAI HANURA MEMIMPIN INDONESIA 2014.
Partai HANURA harus melakukan tindakan luar biasa, tidak bisa sekedar bankit,
harus membuat loncatan dalam hal Komunikasi Politik kalau mau mimpi tersebut
menjadi kenyataan.
Berdasarkan hasil
servey Saiful Majani Research and Consulting (SMRC), tingkat kepercayaan
masyaraakat terhadap Partai HANURA 1.4 % berada pada posisi juru kunci dibawah
partai yang belum seumur jagung sebagai peserta pemilu, Partai Nasdem 1.5%.
Kalau sampai Pemilu 2014 tingkat electabilitas terus seperti ini, dengan
electoral threshold diatas 2%, maka pemilu tersebut menjadi akhir dari
keberadaan Partai HANURA.
Semoga “PARTAI HANURA
MEMIMPIN INDONESIA 2014”, bukan sebuah ilusi, tapi menjadi enzyme untuk
menggerakan semua potensi Partai Hanura menuju Pemilu 2014.
Demikian tulisan
ini kami sampaikan kepada Bp. H. Wiranto, SH, MM. Ketua Umum dan Bp. Hary Tanoesoedibjo, Ketua Dewan Pertimbangan, DPP Partai HANURA,
atas perkenannya kami ucapkan terima kasih.
JAYALAH
PARTAI HANURA.
Jakarta, 3
Februari 2013
Franky HT
Maramis.
Nb: dalam kepengurusan kami ada sebagai
anggota,
Departemen Pertanian
DPP Partai HANURA



Tidak ada komentar:
Posting Komentar