Senin, 04 Maret 2013

“INDONESIA 500 JUTA MANUSIA MENUJU SATU GANTI SATU ORANG”



Program Jangka Panjang
PARTAI HANURA MEMIMPIN INDONESIA 2014

“INDONESIA 500 JUTA MANUSIA MENUJU SATU GANTI SATU ORANG”
Kemakmuran Permanen Manusia Indonesia Seutuhnya Sepanjang Masa, Mendobrak Kebuntuhan Sistim Ekonomi Global.

Pendahuluan;
Sejatinya rakyat tidak perlu berpikir nasi dan ikan yang akan dimakan besok, Negaralah yang memikirkan itu, terlepas harus membeli atau sebagai upah kerja –
Seharusnya rakyat tidak perlu berpikir kerja apa besok, Negaralah yang memikirkan itu, sejak sebelum selesai sekolah, tentunya sesuai talenta dan kecakapan –
Sepatutnya rakyat tidak perlu berpikir dimana dan kemana akan sekolah, Negaralah yang memikirkan itu, sejak setelah dilahirkan, tentunya sesuai cita-cita dan bakat yang dianugrahkan. 

Itulah tujuan hidup bernegara secara universal. Negara Proklamasi 17 Agustus 1945 Republik Indonesia, Geografis dan Kekayaan Alam mendukung, terlebih Konstitusi Negara Undang-Undang Dasar 1945 (sebelum Amandemen) mengamanatkan untuk diwujutkan. “Negara melindungi segenap bangsa Indonesia seluruhnya..”.. lebih spesifik lagi.. “Negara menjamin kehidupan yang layak bagi rakyat Indonesia seluruhnya..”.. “Negara menjamin pendidikan yang layak… “.. “Negara menjamin pekerjaan yang layak untuk penghidupan…”… “anak terlantar dan yatim piatu ditanggung oleh Negara..”.. “orang tua jompo diurus oleh Negara…”.. untuk melaksanakan kewajiban konstitusional tersebut tersedia ruang konstitusional pulah… “bumi, air dan kekayaan yang terkandung didalamnya dikuasai oleh Negara dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya kepentingan rakyat..”… Pelaksanaan amanat Negara itu adalah presiden berikut pemerintahanya dan partai-partai yang mendominasi parlemen… sampai detik ini belum ada satu presiden dan pemerintahan berikut parlemennya yang sudah benar-benar melaksanakan paham bernegara secara universal yang diamanat oleh konstitusi.. Para pemimpin masih berkucak pada kepentingan diri sendiri dan kelompoknya, rakyat diterlantarkan. Keputusasaan sampai pada titik nadir merasa telah DIJAJAH OLEH BANGSANYA SENDIRI.. Karena pemerintahan sudah silih berganti kita kuatir ini terjadi karena Presiden dan Pemerintahan berikut Parlemen tidak punya cara bahkan tidak tahu bagaimana melaksana Amanat Konstitusi tersebut.

PARTAI HANURA TAHU PUNYA CARA DAN MAMPU melaksanakan amanat konstitusional tersebut. Terencana terukur tahap demi tahap untuk “INDONESIA 500 JUTA MANUSIA MENUJU SATU GANTI SATU ORANG”, untuk  Kemakmuran Permanen Manusia Indonesia Seutuhnya Sepanjang Masa

Cepat atau lambat, suka atau tidak suka, pertambahan penduduk adalah sebuah keniscayaan, dikendali atau tidak tetap saja terus-menerus menjadi persoalan, utamanya di Republik Indonesia tercinta ini. Program Kependudukan tidak terkoneksi bahkan nyaris tak terdengar, terhadap pembangunan nasional, namun demikian ini haruslah sangat serius, untuk tidak menjadi Negara gagal dikemudian hari.

Manusia dan Kependudukan melalui “INDONESIA 500 JUTA MANUSIA MENUJU SATU GANTI SATU ORANG” tidak cuma menjadi program prioritas, bagi PARTAI HANURA MEMIMPIN INDONESIA 2014, menjadi TITIK PACU DARI DERAP PEMBANGUNAN di semua lini.

Saat ini dan kedepan dunia menghadapi persoalan pada beberapa hal yang menjadi langkah dan sangat berharga, basic ekonomi masa depan sebagai berikut:
1.      Ruang/Tanah
2.      Air Tawar/Air Bersih
3.      Energi
4.      Pangan/Hasil Pertanian
5.      Ikan/Hasil Laut

Beberapa dekade yang lalu kita sangatlah Berjaya akan lima hal tersebut, namun saat ini Negara Proklamasi 17 Agustus 1945 Republik Indonesia ini, berada diambang atau mungkin hanya belum disadari telah berada pada situasi bermasalah pada kelima hal tersebut. Ketika hal-hal itu masih melimpah-rua kita tidak secara serius mengatur pemanfatannya, energy semisal dari melimpah sekarang kita sudah menjadi pengimpor BBM (bahan bakar minyak). Mulai saat ini tidak saja pertikaian antar Negara tapi juga menjadi sumber petikaian antar daerah dalam satu Negara, bahkan antar kampung dan antar keluarga bermula dari kelima atau salah satu dari kelima hal tersebut, Tanah/ruang serta Laut oleh nelayan. Di Pulau Jawa 2 bulan atau 3 bulan saja terjadi kemarau maka akan terjadi krisis air bersih, rakyat sampai menggunakan air comberan.
Bahkan untuk pangan badan dunia PBB (Persirakatan Bangsa-Bangsa) sudah mengisaratkan siaga satu dengan banyak terjadinya kelaparan di banyak Negara terutama pada belahan bumi Afrika.

Kalau Abad XIX – Abad XX  Militer berikut persenjataan adalah untuk tujuan perlombaan kedikdayaan Negara-negara adidaya dan perebutan wilayah kekuasaan untuk memperbesar pengaruh politik semata, masuk Abad XXI ini Militer, Senjata, Politik dan Kekuasaan digunakan untuk sebesar-besarnya memperoleh akses terbesar pada lima hal tersebut.
Militer menyedot dana terbesar dari anggara belanja semua Negara, sebesar apapun anggaran kita kucurkan untuk membangun TNI (Tentara Nasiona Indonesia), sampai saat ini kita belum perna berbangga dengan TNI kita, baik pada lingkungan regional apalagi global, setiap rakyat bangsa ini, terlepas apakah dia perna menjadi korban akibat peran dwi fungsi TNI masa silam, tetap saja merindukan TNI yang bisa membanggakan walau sebatas regional apalagi kalau sampai ditakuti dunia. Kalau dengan cara-cara konvensional kita membagun TNI, seluruh APBN (anggaran pendapatan dan belanja Negara) pun kita habiskan untuk membangunnya belum akan mampu mencapai apa yang diinginkan, apalagi dengan jumlah personil TNI yang hanya berkisar 1 juta orang personil. Saat ini menghadapi Negara kecil seperti Malaysia saja kita bagaikan macang opong. Kalau misalkan kita datang pada gelar upacara 5 Oktober hari TNI, biasanya para PATI TNI dan Purnawirawan datang dengan pakaian kebesarannya, lihat lencana dan penghargaan Negara yang tergantung di pundak atau dadanya, terutama penghargaan atas tugas paska penyerahan kedaulatan tahun 1948, rata-rata tanda jasa diberikan untuk operasi penumpasan terhadap anak bangsa, Operasi Merdeka, terhadap PRRI/Permesta dan banyak operasi lainnya.

Dibandingkan dengan rakyat pada umumnya, anggota TNI lebih terjamin kehidupannya, dijamin oleh Negara untuk tidak akan kekurangan gisi. Anggota tentara adalah manusia biasa yang disempurnakan. Paskah penyerahan kedaulatan tahun 1948 boleh dikata tidak ada perang frontal dengan musuh sebenarnya, konfrontasi dengan Malaysa hanya sebatas gelar pasukan. Energi yang sedemikian besar pada setiap personal angota TNI hanya untuk latihan-latihan, maka sudah menjadi rahasia umum oknum anggota TNI menjadi centeng dan body guard, bahkan ada yang terlibat krimanal berupa perampokan. Secara berkelompok karap kali kita melihat terjadi benturan antar kesatuan. Sangking energy yang tidak tersalurkan dalam satu asrama banyak terjadi perselingkuhan.

Menjadi dilematis kalau peran TNI hanya untuk peran-peran konvensional seperti yang ada sekarang ini, bahkan sisa peran dwi fungsi, Koramil dan Babinsa yang sekarang beralih menjadi fungsi tetorial adalah berlebihan untuk peran konvensional terasebut. Ditengah kita terus-menerus di lecehkan oleh dua Negara kecil Malaysia, bahkan Singapura Negara pulau sangat kecil, bahkan pula menjadi bulan-bulanan oleh gertakan Australia, dalam diplomasi regional dan internasional karena peralatan persenjataan kita yang boleh dikata sudah jauh dari kelayakan. Boleh dikata dalam diplomasi kita diperhitung bukan karena kekuatan TNI-nya, dalam diplomasi kita diperhitungkan potensi pasar untuk sasaran eksport mereka. Untuk bermimpi menjadikan TNI yang kuat berbenturan dengan keterbatasan APBN, kue-kue anggaran masih harus berbagi dengan keterlantaran dibanyak sector.

Ditengah kegamangan tanpa solusi PARTAI HANURA AKAN MEMBANGUN TNI YANG KOKOH sembari secara simultan mewujutkan kesejateran rakyat seluruhnya sebagai amanat konstitusi UUD’45 dengan “INDONESIA 500 JUTA MANUSIA MENUJU SATU GANTI SATU ORANG”.

Kalau Bung Karno menuntaskan revolusi kemerdekaan Indonesia terkenal dengan banyak slogan menyemangat, Pak Harto membangun melalui pentahapan Repelita dan pembangunan jangka panjang 25 tahun.

Pemerintah saat ini, yang dibangun adalah angka-angka ekonomi, acap kita terjebak pada pembangunan semu, masih mending pertumbuhan ekonomi hanya pada oleh segelintir orang yang membuat jurang yang semakin dalam dengan sebagian besar rakyat bangsa ini yang hidup miskin. Sangat parahnya angka-angka pertumbuhan ekonomi hanya berupa investasi pada pasar modal dan bursa berjangka, juga hanya pada jual beli instrument keuangan seperti SUN (Surat Utang Negara), SBI (Sertifikat Bank Indonesia) dan lain-lain. Tidak jarang angka-angka dibuat manipulative dalam rangka memperbesar hutang Negara. Saat ini hutang Negara menjadi sangat fantastis, hutang Negara setiap tahunnya melampaui rekor pinjaman baik dalam negeri (sebenarnya juga adalah uang asing masuk dalam negeri dan dibelikan instrument keuangan semisal SUN) maupun luar negeri sepanjang sejarah hutang Negara.

Yang lebih konyolnya Negara ini berhutang dipakai untuk membayar cicilan hutang dan bunga pinjaman, namun dipoles sedemikian rupah sehingga yang Nampak adalah cicilan hutan dan bunga pinjaman dibayarkan dengan pajak dan hasil bumi sementara hutang digunakan untuk anggaran pembangunan dan biaya rutin.

Lebih para menyesatkan lagi pembayaran cicilan utang berikut bunga pinjaman ditambah komisi mendapatkan pinjaman, komisi membayar cicilan hutang, komisi membayar cicilan hutang, pemborosan anggaran baik rutin maupun pembangunan, biaya berfoya-foya pejabat menggunakan biaya Negara, korupsi serta ditambah dengan sisa anggaran yang tidak terserap setiap tahun anggarannya lebih besar dari biaya rutin dan biaya pembangunan. PARTAI HANURA menganjurkan MORATORIUM HUTANG (pada Pemilu 2009 Partai Gerindra mewacanakan hal itu tapi tidak memiliki argument yang jelas) bukan merupakan keniscayaan dengan rincian tersebut diatas.

Kalau kita bisa mengajukan angka-angka yang jelas mengenai korupsi berikut pembarosan anggaran yang berasal dari hutang luar negeri tersebut kepada badan dunia PBB termasuk badan-badan teraveliasi, maka kita tidak saja mendapat restu untuk melakukan moratorium, bahkan kita bisa mengajukan penghapusan hutang.

“INDONESIA 500 JUTA MANUSIA MENUJU SATU GANTI SATU ORANG” dengan ini bagi PARTAI HANURA menjadi tidak penting PENGHAPUSAN HUTANG namun MORATORIUM HUTANG harus tetap dilakukan.

Dengan ini pula PARTAI HANURA MEMIMPIN INDONESIA 2014 membangun untuk manusianya “Memanusiakan Rakyat Indonesia Yang Terperlakukan Tidak Manusiawi oleh Negara” sampai detik sekarang ini. Falsafa luhur Pahlawan Nasional DR. GSSJ Sam Ratulangi dalam Bahasa Minahasa “Si Tou Timou Tu Mou Tou” yang artinya “Manusia Hidup untuk Memanusiakan Orang lain”. Jadi tidak membangun untuk kurun waktu ala ORDE BARU era Pak Harto, sehingga saat ini ditengah kegamangan orang rindu akan saat-saat kurun waktu itu, akan swasembada beras, berbagai Inpres, BBM yang murah dll yang hanya untuk kurun waktu itu, sehingga pada pemilu 2004 partai-partai yang ada kaitan dengan keluarga cendana mendapat stigma SARS, bukan wabah flu burung tapi Sindrom Akut Rindu Suharto, dan kalau Partai HANURA muncul disaat itu akan termasuk sala-satunya, kita lupa bahwa kondisi itu hanya bisa untuk saat itu, produksi minyak mentah saat mencapai 1,5 juta barel per hari, sementara kebutuhan BBM dalam negeri masih dibawah ekivalen minyak mentah 500 ribu barel perhari, persaingan blok timur dan barat dalam sosial politik dan militer masih sangat kental sehingga masih mungkin untuk otoriterianis, troma kemelut penghujung Orde Lama dimana siapa saja yang membangkan dapat di tangkap dengan stigma bahaya laten ekstrim kiri dan ekstrim kanan dll.

PARTAI HANURA MEMIMPIN INDONESIA 2014 tidak membangun untuk angka-angka ekonomi yang bisa dimanipulasi seperti sekarang ini.

PARTAI HANURA MEMIMPIN INDONESIA 2014 tidak membangun dengan Hutang. PARTAI HANURA membangun dengan menjaga anugerah kekayaan alami, membangun dengan potensi dasyat Manusia Indonesia.

Hanya dalam 3 tahun PARTAI HANURA MEMIMPIN INDONESIA 2014 kami optimis pembayaran cicilan hutang berikut bunga pinjamannya menjadi tidak penting dibicarakan.

Ketika PARTAI HANURA MEMIMPIN INDONESIA 2014 pada poin Negara menyediakan beras untuk 500 juta Manusia Indonesia, optimis pada tahun ke 3, sudah sanggup membuat ketersediaan beras untuk lebih dari kebutuhan 300 juta Manusia, maka selisi stok beras antara jumlah penduduk berkisar 250 juta, menjadi sala-satu solusi contoh membayar hutang negara, berikut tangkapan ikan lestari tambah ikan budidaya, produksi bio fuel, ethanol dari hutan dan lahan kritis yang saat ini berkisar 45 juta hektar, dan lain-lain potensi alami, kami adalah pencetus pertama bio fuel ethanol dari pohon aren, yang kedepannya akan menjadi sumber paling ekonomis tidak saja sangat ramah lingkungan bahkan menjadi satu-satu sumber energy yang sekaligus dapat memfosilkan kembali gas rumah kaca CO2 yang terpapar diudara sebagai polusi dari bahan bakar fosil minyak bumi, pohon seho sebagai sumber energy juga sempat diwacanakan oleh Partai Gerinra pada pemilu 2009, sumbernya tidak langsung dari kami sebagai pencetus awal, tetapi dari Alm. Om Vence (HN Sumual) yang sama-sama mendirikan LSPM-Minaesa, lembaga dimana ethanol diajukan ke UNDP tahun 2002, dimana beliau sebagai Ketua Dewan Pembina dan kami sebagai Ketua Umum Badan Pengurus, sebagai sala-satu cara sosialisasi kepada masyarakat.

Tulisan ini adalah pendahuluan dari sebuah main design untuk PARTAI HANURA MEMIMPIN INDONESIA 2014. Partai HANURA harus melakukan tindakan luar biasa, tidak bisa sekedar bankit, harus membuat loncatan dalam hal Komunikasi Politik kalau mau mimpi tersebut menjadi kenyataan.

Berdasarkan hasil servey Saiful Majani Research and Consulting (SMRC), tingkat kepercayaan masyaraakat terhadap Partai HANURA 1.4 % berada pada posisi juru kunci dibawah partai yang belum seumur jagung sebagai peserta pemilu, Partai Nasdem 1.5%. Kalau sampai Pemilu 2014 tingkat electabilitas terus seperti ini, dengan electoral threshold diatas 2%, maka pemilu tersebut menjadi akhir dari keberadaan Partai HANURA.

Semoga “PARTAI HANURA MEMIMPIN INDONESIA 2014”, bukan sebuah ilusi, tapi menjadi enzyme untuk menggerakan semua potensi Partai Hanura menuju Pemilu 2014.

Demikian tulisan ini kami sampaikan kepada Bp. H. Wiranto, SH, MM. Ketua Umum dan Bp. Hary Tanoesoedibjo, Ketua Dewan Pertimbangan,  DPP Partai HANURA, atas perkenannya kami ucapkan terima kasih.
JAYALAH PARTAI HANURA.

Jakarta, 3 Februari 2013



Franky HT Maramis.

Nb:      dalam kepengurusan kami ada sebagai anggota,
            Departemen Pertanian
            DPP Partai HANURA